Perhatian adalah salah satu hal yang dicari oleh anak...Anda gagal memberikan perhatian dengan benar, maka anak bisa jadi salah cara mencari perhatian, dan ini juga berakibat fatal hingga dewasa.
Beberapa cara salah dalam mencari perhatian saat bukan anak:
- Menggunakan Obat Terlarang
- Ancaman bunuh diri (ini ada pembahasan tersendiri)
- Kecanduan Minuman Keras dan Rokok
- Kabur / Minggat
- Mogok (makan, minum, sekolah, dll)
Semakin kesini, sudah banyak sekali kasus yang seperti ini dan asal muasalnya hanyalah dari kesalahan memberikan perhatian dan pujian... Mari belajar bersama, sebab dengan anda belajar anda akan menjadi lebih baik. Dan yang paling menikmati keuntungan jika anda menjadi lebih baik adalah orang yang Anda cintai...
CERMATI APA YANG ANDA PUJI
Hal kita bicarakan saat ini sangat penting; karena itu, cobalah memperhatikan pula bagaimana orangtua lainnya menghadapi hal ini. Salah satu cara terkuat menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak adalah dengan memilih apa yang kita puji. Jika Anda ingin anak-anak Anda tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, Anda perlu berhati-hati dalam memilih apa yang hendak Anda puji. Maklum pujian sangat besar dampaknya. Andaikan Anda hanya pernah memuji untuk keberhasilan- keberhasilan di sekolah, seperti kalau mereka lulus ujian: “ Kamu mendapat nilai terbaik? Wow, itu fantastis!” Dan,” Kamu hanya mendapat B+? Oh, nggak apa-apa, itu tetap bagus koq.”Apabila hanya dengan cara seperti itulah anak mendapat pengakuan, maka mereka akan tumbuh besar dengan keyakinan bahwa keberhasilan akademik – dan kemudian karir –adalah hal terpenting dalam hidupnya. Tak peduli bahwa Anda juga sesekali menasehatinya bahwa Anda tidak mementingkan nilai-nilai akademiknya.
Apabila Anda memang lebih mementingkan usahanya daripada hasil-hasil nilai akademiknya, tentu Anda akan memilih berkomentar seperti ini: ” Kamu sudah bekerja keras untuk ujian
ini. Itulah yang terpenting, berapa pun nilai yang kau terima.”Atau boleh juga seperti: “ Kamu mendapat nomor 11 di kelas? Itu sangat terhormat. Sekarang kau bisa membuktikan bahwa
bekerja keras itulah yang baik, dan bukan masalah seberapa tinggi hasilmu di kelas.”
Masing-masing cara merespon proses dan hasi keberhasilan anak itu membawa pesan yang berbeda kepada anak. Pujian Anda sekaligus menyampaikan pesan berupa “ hal apa yang menurut orangtua penting.”
Buat apa Anda memuji kalau itu tidak penting, bukan? Pujian Anda pastilah untuk sesuatu yang penting. Kalau Anda memuji nilainya, pastilah nilai akademik penting bagi Anda. Kalau Anda
memuji ketekunannya membantu temannya, maka itu pesan terang bagi anak bahwa kebaikan sosial adalah hal penting bagi Anda. Bila Anda ingin hidup anak seimbang, selain memuji keberhasilan akademik, Anda juga perlu memuji hal-hal baik lainnya, seperti:
- “ Itu hal yang sangat baik, Nak. Kau memberikan mobil-mobilan kesayanganmu kepada sahabatmu,”
- “ Kamu betul-betul sangat mebantu setiap pagi. Ayah tak tahu bagaimana menyiapkan semuan ini jika tanpa bantuanmu.”
- Mama terkesan sekali dengan keberanianmu,sanggup naik sampai ke tangga teratas untuk membantu mengganti lampu.”
Dari tiga respon diatas, Anda dapat menyimpulkan bahwa memuji sifat-sifat karakter yang baik jauh lebih baik daripada sekadar memuji keberhasilan mencapai sesuatu. Dan Anda masih dapat memperluas pujian itu seperti contoh dibawah ini :
- “Ayah tahu bahwa kamu tak suka sarapan, tapi Ayah senang sekali melihatmu tetap mengambil susu dan sereal sendiri lalu memakannya dengan lahap.”
- “Mama tahu kamu tak suka ketinggian, tapi kamu tetap naik tangga itu. Kamu berani sekali mencobanya.”
Nah, sekarang Anda bukan hanya memuji keberhasilan maupun sifat karakter, tetapi juga memuji usaha. Intinya, Anda memang mesti memuji anak-anak Anda yaitu membuat mereka tahu bahwa Anda memperhatikan, mulai dari kecakapan mereka bakat-bakatnya, sifat-sifat karakternya, usaha, dan kemauannya serta keberhasilan-keberhasilannya.
Dapatkan e-booknya di__
Sumber:Pendidikankarakter.com
atau langsung hubungi kami
whatshap 082298290806
atau langsung hubungi kami
whatshap 082298290806
0 comments:
Posting Komentar