Perlindungan anak 432 Bekasi. Untuk para orangtua dan guru
Pembicara:
Elly Risman, M.Psi (Yayasan Buah Hati)
Seminar di Kemang Village, Jakarta
Mohon dibaca bagi orang tua yang peduli anak, sebelum dtg penyesalan
Inilah isi Sharing kisah dari salah satu peserta seminar tersebut:
Seminar
dibuka dengan layar presentasi yang menayangkan contoh SMS anak
sekarang dengan bahasa membingungkan yang kini disebut bahasa ‘alay'.
Mungkin
Anda berpikir, alaaah… SMS alay kan bisa dibaca, meskipun bikin mata
dan otak kerja keras dulu untuk tahu maksudnya. But NO! Tidak satu pun
dalam ruangan itu yang bisa membaca SMS di layar.
Ternyata SMS itu harus dibaca harus dengan posisi HP terbalik (bagian atas HP menjadi bagian bawah)!
Dan siap-siap kaget-- isinya adalah:
”Hai,
sayang, aku kangen nih. Udah lama kita GA ML (Making Love, alias
bersetubuh-red), Yuk, mumpung bonyok lagi pergi, yuk kita ketemuan...”
Seisi ruangan seminar langsung heboh.
Pembicara
pun menjelaskan, “SMS sayang-sayangan. anak sekarang sudah bukan lagi
‘I love you’ atau ‘I miss you’, tapi ‘Udah lama GA ML (making
love-Red)’.
Ini baru awal seminar, tapi mata semua peserta sudah melotot lebar.
Selanjutnya,
pembicara menegaskan bahwa anak-anak kita hidup di era digital. Banyak
isi media elektronik dan cetak yang bisa diakses anak-anak, namun
sebenarnya mengandung unsur pornografi.
Pornografi bisa ‘mendatangi’ anak-anak kita melalui games, internet, ponsel, TV, DVD, komik maupun majalah:
• Games.
Berdasarkan
penelitian, games pada abad ke-21 menampilkan gambar yang lebih
realistis, pemain bisa memilih karakter apa saja yang tak ada di dunia
nyata. Games juga menuntut keterampilan lebih kompleks dan kecekatan
lebih tinggi. Ini semua memberikan tingkat kepuasan dan kecanduan yang
lebih besar.
Catatan dari pembicara:
Super hati-hati dengan games anak-anak Anda!
a.
Ada games action yang berisi permainan tembak-tembakan, namun ternyata
jika anak kita berhasil mencapai level akhir, bonus di akhir levelnya
adalah ML dengan PSK.
b. Ada games berjenis role playing yang inti permainannya adalah tentang bagaimana ‘memperkosa paling asyik’!
Anak
bisa memilih perempuan model apa yang diinginkan –si perempuan tidak
berbusana—lalu tinggal pilih bagian tubuh mana yang mau dipegang pertama
kali. Cursor berbentuk tangan yang digerakkan oleh anak-anak kita.
Seisi ruangan seminar langsung heboh lagi. Gumaman ‘astagfirrullah’ bertebaran di ruangan.
Untuk
menghindarinya, pikir baik-baik jika Anda ingin membelikan games untuk
anak dan bila anak membeli games sendiri atau meminjam games dari
teman. Hati-hati jika di depan sekolah anak-anak atau di sekitar
lingkungannya ada warnet! Jenis games yang ada sangat murah dan gampang
didapat. Jenisnya sudah di luar perkiraan kita!
• Internet.
Situs
porno bertebaran di dunia maya. Jangan salah, pembuatnya terkadang
anak-anak kita juga! Bahkan untuk mendapatkan uang, mereka menjual video
seks mereka sendiri!.
Kami ditunjukkan ribuan video seks yang gampang diperoleh lewat internet.
Catatan dari pembicara:
a.
Siapa bilang ML harus telanjang dan harus di tempat tidur/hotel ? –>
Kami ditunjukkan sekilas video ABG berseragam SMP, sedang ML di tangga
dan berpakaian lengkap!
b. Hamil? Siapa takut? –> Bisa aborsi!
• Ponsel.
Video-video
seks tersebar dengan mudah melalui ponsel. Kapasitas ponsel yang besar
memungkinkan si pemilik menyimpan file-file berukuran besar seperti
video dan gambar porno. Anak Anda bersih? Bisa jadi dia medapat kiriman
gambar/video dari temannya!
Pembicara kami, Ibu
Elly, pernah didatangi seorang ibu yang syok karena menemukan gambar
vagina seseorang di BB-nya. Setelah ditelusuri, itu milik temen sekolah
(perempuan) putranya, yang sering meminjam BB beliau!
• Televisi.
Program
TV yang masih pantas ditonton bisa dihitung dengan satu tangan. Lainnya
adalah program pembodohan, hantu, kekerasan dan pornografi. Jangan
salah, iklan pun bisa menyesatkan. Selain itu, jangan anggap enteng
sinteron/film Korea/Jepang! Lama-lama anak bisa ‘tercuci otak’ dan
terbiasa dengan kekerasan atau seks bebas!
• Komik.
Ya,
komik memang bergambar kartun. Tapi soal cerita, ada komik-komik
tertentu yang tidak kalah ‘seram’ dari novel porno. Bahkan lebih
mengerikan karena didukung dengan gambar. Gambar sampul depan bisa jadi
tidak menyiratkan kepornoan apa pun. Tapi di dalamnya, ujung ceritanya
ternyata tentang seks bebas.
Dari survei yang telah
dilakukan pembicara, salah satu judul games, komik, dan DVD yang masuk
dalam kategori ‘bahaya’ adalah API NERAKA.
Hati-hati!
Apa tujuan semua ini? Apa yang ‘mereka’ inginkan dari anak-anak kita?
1. Yang mereka inginkan, anak dan remaja kita memiliki mental model porno.
2. Agar anak-anak kita mengalami kerusakan otak permanen, yang hasil akhir yang diincar adalah incest!
3.
Sasaran tembak utama adalah anak-anak yang belum baligh. Jika anak-anak
ini sudah mengalami 33--36 ejakulasi, mereka akan menjadi pecandu
pornografi. Merekalah pasar masa depan bagi industri pornografi:
Perfilman, majalah, musik, jaringan TV kabel, pembuat dan pemasar video
games.
Proses kecanduan dan akibatnya:
1.
Di dalam otak ada bagian yang disebut Pre Frontal Cortex (PFC). PFC
adalah tempat dibuatnya moral, nilai-nilai, rasa bertanggung jawab untuk
perencanaan masa depan, organisasi, pengaturan emosi, kontrol diri,
konsekuensi dan pengambilan keputusan. PFC akan matang pada usia 25
tahun.
2. Sekali anak
mencoba kenikmatan semu, maka ia akan kebanjiran hormon dopamin (hormon
yang dihasilkan oleh hipotalamus). Akibatnya ia akan merasa senang, tapi
kemudian dalam hatinya timbul perasaan bersalah.
3.
Saat anak merasa senang (kebanjiran dopamin), ia akan terganggu dalam:
Membuat analisa, penilaian, pemahaman, pengambilan keputusan, makna
hubungan, dan hati nurani. Akibatnya, spiritualitas atau imannya akan
terkikis. Anak pun ‘tumbang, memilliki mental model porno yang bisa saja
berujung pada incest!
4. Narkoba ‘hanya’ akan merusak tiga bagian otak , tetapi pornografi/seks akan merusak lima bagian!
5.
Jika anak sudah ejakulasi 30-33 kali menurut penelitian, sensor otaknya
akan mengalami kerusakan permanet (seperti mobil tua yg sudah bobrok).
Kelalaian kita sebagai orang tua:
•
Selama ini telah terjadi kesalahan budaya karena ada pemahaman bahwa
yang mengasuh anak hanya ibu. Ayah mencari nafkah saja. Bila memang
perlu, baru lapor ayah. Ini salah besar. Keluarga Indonesia memerlukan
revolusi pengasuhan!
•
Orang tua kurang menghabiskan waktu dengan anak dan hanya menjadi
weekend parent. Anak diikutkan les sana sini. Pertanyaan orang tua ke
anak hanya.
Bagaimana les-nya tadi?
Nilaimu berapa, Nak?
Kamu nggak bolos, kan?
Kamu bisa ngerjain ujian hari ini?’ Akibatnya, anak-anak menjadi BLASTED (Boring–>Lazzy–> Stressed!)
•
Orang tua merasa cukup menyekolahkan anak-anak di sekolah berbasis
agama. Penerapannya? Nol besar! Orang tua menyuruh anak salat tepat
waktu, sementara orang tua salatnya bolong-bolong. Orang tua berbaju
tertutup, tapi anaknya main ke mal hanya memakai rok mini dan tanktop.
Anak disuruh les mengaji padahal orang tuanya tidak bisa mengaji!
•
Orang tua terkadang hanyut dalam tren. Melihat teman-teman anak di
sekolah punya iPod, anak buru-buru dibelikan iPod juga. Orang tua malu
karena anaknya hanya punya ponsel jadul yang cuma bisa SMS dan telepon?
Anak pun dibelikan Gadget paling mutakhir.
•
Orang tua bisanya memfasilitasi anak dengan gadget terkini, tapi gagap
teknologi alias gaptek. Buktinya, baca SMS alay saja nggak bisa!
Bagaimana mau mengawasi anak? Karena itu, jadi orang tua harus gaul dan
pintar.
• Orang tua
membelikan anak gadget/perangkat teknologi tanpa tahu akibat negatifnya,
tanpa penjelasan dan tanpa persyaratan untuk anak.
•
Orang tua sekarang adalah generasi orang tua yang abai, generasi orang
tua yang pingsan! Yang penting anak sekolah,les, diam di rumah depan
komputer, games, ponsel dan TV. Yakin, anak Anda aman?
• Orang tua jarang bisa berkomunikasi secara baik dan benar dengan anak, tidak memahami perasaan anak dan remaja.
Menjadikan anak tangguh di era digital:
1.
Hadirkan Tuhan di dalam diri anak. Ajarkan untuk selalu ingat Tuhan dan
taat kepadaNya sejak kecil. Hindari ucapan, ‘Jangan sampai kamu hamil
ya! Bikin malu keluarga! Bapak Ibu malu!’ Ini salah besar. Ajarkan bahwa
di manapun dia berada, Tuhan tahu apa yang dia perbuat.
2. Perbaiki pola pengasuhan. Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi orang tua yang abai dan pingsan.
3.
Anak perlu mendapat validasi, yaitu ‘penerimaan, pengakuan dan pujian’.
Jangan jadikan anak Anda BLASTED alias Boring –> Lazy –>
Stressed!
4. Bimbing anak agar bisa mandiri dan bertanggung jawab pada Tuhan, diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
5. Memberikan fasilitas pada anak harus dengan landasan dan persyaratan agama yang jelas.
Kiat menangkal pengaruh negatif yang datang melalui:
1. KOMIK
• Cek bacaan anak.
• Baca dulu sebelum membeli.
• Secara berkala, periksa meja belajar/lemari/kolong tempat tidur anak. Ingat, jangan sampai ketahuan anak!
• Kenalkan anak pada berbagai jenis bacaan.
• Diskusikan bacaan dengan anak.
2. GAMES
• Perhatikan letak komputer/media video games di rumah.
• Buat kesepakatan dengan anak tentang:
o Berapa kali dalam seminggu boleh bermain games.
o Kapan waktu yang tepat untuk main.
o Games apa yang boleh dimainkan
o Sanksi apa yang diberlakukan jika melanggar
• Dampingi anak dalam membeli games dan cek selalu rating games dalam kemasan games.
Banyak
video games memiliki rating AO (Adult Only) atau M (mature) yang
dibajak oleh ESRB (Entertainment Software Rating Board -- lembaga
pemberi rating untuk games hiburan) lalu diubah rating-nya menjadi Teen,
seperti GTA San Andreas, Mass Effect, Gta IV dan banyak lagi.
Catatan:
Maraknya
games kekerasan yang menampilkan adegan seksual di tengah-tengah
permainan seperti ‘GTA: San Andreas’ dan ‘Mass Effect’ mendapat kecaman
keras dari banyak kalangan seperti Jack Thompson dan Hillary Clinton.
Hal ini memaksa produsennya mengganti rating ESRB-nya menjadi AO
(awalnya M <Mature>) dan mengakibatkan profit perusahaannya turun
hingga $28.8 juta.
Salah
satu peristiwa tragis yang dipicu oleh games kekerasan terjadi pada 20
Oktober 2003. Aaron Hamel dan Kimberly Bede menjadi korban penembakan
yang dilakukan oleh dua remaja, William dan Josh Buckner, karena
keduanya terinspirasi setelah memainkan GTA:III.
Akibat kejadian itu, Aaron meninggal dunia, sedangkan Kimberley mengalami luka parah.
3. TV
• Atur jam menonton TV
o No TV di bawah umur 2 tahun.
o Anak 5--7 tahun paling lama menonton TV: 2 jam/hari
• Kenalkan dan diskusikan tentang program TV yang baik dan buruk.
4. INTERNET
• Perhatikan letak komputer. Jangan pasang komputer menghadap dinding.
• Lakukan filterisasi terhadap situs porno (pasang alat pemblokir situs porno).
• Buat kesepakatan tentang waktu bermain internet.
• Secara berkala, cek situs apa saja yang telah dibuka anak di komputer.
Ikhtiar terakhir orang tua:
1. Perbanyak mendengarkan perasaan. Gunakan dua telinga lebih sering daripada satu mulut.
2. Orang tua harus TTS (tegas, tegar, sabar).
3. Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan melalui seminar, pelatihan, buku parenting dan ilmu agama)
4. Setelah semua upaya —> DOA.
Jujur, ketika saya mengikuti seminar ini, beberapa kali saya menitikkan airmata.
Betapa saya merinding hebat dan ingin segera pulang memeluk anak-anak saya.
Semoga kita tidak termasuk jenis orang tua yang pingsan dan abai.
Semoga anak-anak kita menjadi orang saleh yang selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa.
Note: ===============
Terimakasih
kepada ayah/bunda yang telah berkenan menuliskan hasil seminar ini
untuk bisa di ketahui oleh lebih banyak orang tua dan guru.
Tolong bantu di share jika kira-kira dirasa bermanfaat dan perlu diketahui semua orang tua dan guru
Baru-baru ini beredar video akibat kelalaian orang tua terhadap penggunaan smarphone Dalam dunia pornografi. Simak video berikut:
0 comments:
Posting Komentar