SELAMAT DATANG DI PERLINDUNGAN ANAK 432 - BEKASI

Studi Kasus Inggrid

Bacakan Studi kasus berikut ini dari Inggrid, umur 19 tahun:

Saya sedang berjalan pulang ke rumah suatu hari ketika saya mendengar teriakan dari rumah Steven. “Anak bodoh!” teriak seorang pria. “Mengapa kamu tidak melakukan tugasmu?” Teriakan seorang anak terdengar, dan Steven muncul dari rumah, sambil menangis dan memegang kepalanya. Dia mulai berjalan tanpa arah melewati tanah lapang. Saya berlari menemui Steven untuk melihat apa saya bisa menolong. Saya bisa lihat dia merasakan sakit. “Steven, apa yang terjadi?” saya bertanya. Steven tidak mengatakan apapun. Dia hanya terus berkeliling dan memegang kepalanya. Saya bisa melihat darah mengalir. “Steven, pergi bersama saya,” kata saya. “kita akan mencari pertolongan untukmu.” 

Steven berbaring di tempat tidur di klinik di kota. Saya berdiri di sebelah dia sambil menyentuh kepalanya dengan lembut. Dokter di klinik telah merawat dia dan menolong dia. Steven sekarang mengenakan perban menutupi wajah dan kepalanya. Dokter dan pekerja sosial juga berdiri di samping tempat tidur Steven.  “Steven, kami akan mencarikan tempat dimana kamu bisa dirawat setelah kamu meninggalkan klinik”, kata pekerja sosial. “Kami tidak bisa membiarkan kamu kembali ke rumahmu.” Steven melihat kepada pekerja sosial, tapi dia tidak mengatakan apapun. Saya bisa yakin kalau dia merasa bingung. “apakah kamu punya paman atau bibi untuk kamu bisa tinggal bersamanya? Paman atau kakek nenek?” tanya pekerja sosial. “Ayahmu sudah ditangkap dan ibumu meninggalkan kota.” Kami semua berdiri menantikan jawaban, tapi mata Steven tetap tertutup. “Steven? Kita harus membuat keputusan segera,” kata pekerja sosial, tapi Steven telah tidur. 

 Bagian penting dari hak asasi anak adalah partisipasi anak, yang diberikan dalam 5 hak payung “Hak [anak] untuk mengekspresikan pendapatnya.” Lebih spesifik, partisipasi anak adalah ketika anak secara aktif memberikan kontribusi tentang perlindungannya sendiri sesuai dengan tingkatan umur dan kemampuannya. Sejauh ini, para pekerja sosial dan dokter bekerja keras memberikan hak payung bagi Steven. Mereka menanyakan pendapatnya, memperlakukan dia dengan baik, dan melakukan segala hal yang mereka bisa untuk menolong dia. 

Tapi bagaimana jika Steven tidak bangun selama beberapa hari? Atau, jika dia bangun, bagaimana jika dia terlalu lemah dan bingung untuk mengerti situasinya dan memberikan pendapat yang jelas? Bagaimana jika pekerja sosial harus membuat keputusan di akhir hari?

Sayangnya, banyak anak tidak mendapat hak dasar seperti yang Steven dapatkan di cerita diatas. Tapi kita bisa membantu mengubahnya.


Mari Bergabung bersama kami
Protect and save next generation
Perlindungan Anak 432 Bekasi

0 comments: