Perlindungan Anak 432 Bekasi. Bukanlah kejutan kalau kita mendengar ide-ide kita mirip. Anda tahu mengapa? Karena kita adalah manusia, dan semua orang memiliki harapan dan mimpi dan semua bertabrakan dengan mimpi dan harapan orang lain. Anggap kita tidak punya hukum Tuhan, tidak ada aturan emas yang berkata,”Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan.” Dalam kasus ini, siapa yang akan memenangkan setiap argumentasi? (Orang yang paling berkuasa yang ada dalam situasi itu, tentu saja). Sayangnya, dalam banyak keluarga, orang yang terbesar selalu menang. Dan di banyak budaya dikatakan tidak apa apa bagi yang terbesar untuk menang dan untuk yang kurang berkuasa, seperti wanita dan anak-anak, untuk membayar harganya. Apakah anda setuju?
Tidak jarang ketika sesama orang tua bermsalah, akan berdampak juga kepada anak. Nah hari ini kami akan membagikan beberapa alat penangan konflik. Baik itu antara orang tua ataupu antara anak.
Alat Konflik, antara Orang Tua sesama orangtua atau orang tuan dan Anak
- Berhenti dan ambil nafas
- Kata-kata penghargaan
- Nada suara tenang
- Tidak ada ancaman
- Tidak ada kekerasan
- Mendengarkan tanpa menginterupsi
- Kata-kata penghargaan
- Nada suara tenang
- Tidak ada ancaman
- Tidak ada kekerasan
- Mendengarkan tanpa menginterupsi
- Mengulangi apa yang telah anda dengar
- Menggunakan kalimat “Saya”
- Tidak menuduh
- Mengambil rehat
- Berusaha kompromi
- Membantu Mereka berkomunikasi
- Berikan mereka pilihan, dll
Beberapa contoh di atas akan kami jelaskan.
Pertama : Berhenti dan ambil nafas ketika anda sadar bahwa konflik itu membangun.
Cek diri anda sendiri ketika anda mulai merasa emosi anda meningkat. Ambil nafas dalam membantu anda menenangkan pertengkaran atau mengambil respon mundur, ukur situasi dan mulai tenang. Menggunakan kemampuan kecil ini bisa membuat sisa dari konflik terlihat tidak penting. Dorong anakmu untuk tarik nafas dan tenang juga.
Kedua : Setuju untuk menggunakan kata-kata yang menghargai dan nada suara tenang sehingga konflik akan tetap terkontrol.
Lebih dari 90% komunikasi tidak diterima dari kata-kata yang kita katakan, tapi bagaimana cara kita mengatakannya. Nada suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh “meneriakkan” perasaan dibalik kata-kata kita. Dorong supaya anak anda berbicara dengan nada suara yang tenang dan menghargai. Anda mungkin perlu memberikan pilihan koreksi seperti ini: “Mika, kamu bisa berbicara dengan nada suara tenang seperti saya, atau kamu mungkin perlu waktu untuk pergi keluar dan kembali ketika kamu sudah siap untuk berbicara dengan tenang.”
Sangat penting bagi kita orang tua untuk menjadi model bagi anak-anak kita tentang kemampuan penanganan konflik. Anak-anak menjadi takut ketika orang tua bertengkar atau beradu argumentasi secara terbuka satu sama lain. Tindakan inilah yang mereka pelajari untuk kemudian dilakukan dalam hidup mereka
Ketiga : Jangan pernah setuju untuk menggunakan ancaman fisik atau kekerasan.
Jika ancaman atau kekerasan masuk dalam gambar, semua orang kalah. Ini bukanlah suatu pilihan. Ini tidak termasuk dalam rencana Tuhan. Anda mungkin ingin mengijinkan beberapa menit dimana para peserta berbicara pada Tuhan dan membuat komitmen untuk tidak pernah menggunakan ancaman atau kekerasan terjadi di rumah mereka. Berikan waktu teduh selama 30 detik atau lebih. Bagi seorang anak, orang dewasa itu seperti raksasa. Untuk anak yang ada di rumah, orang tua adalah seseorang yang berkuasa. Mereka adalah alasan bagi seorang anak untuk merasa terancam dalam konflik. Seorang anak yang terancam tidak bisa tenang dan berhadapan dengan situasi dengan akal sehat. Orang tua harus, dalam segala situasi, menjadi seseorang yang bisa dipercaya.
Keempat : Setuju untuk mendengar, mencoba mengerti pandangan pihak lain.
Ketika sedang berada di tengah konflik, sangat sulit untuk membuat dirimu mendengar. Ada suara kecil yang ada dalam dirimu berkata, tidak, tidak, saya ingin berbicara!. Tapi mendengar adalah kerja keras yang perlu dilakukan, baik anda merasa suka melakukannya ataupun tidak. Sambil anda mendengar, anda perlu mencoba melihat hal-hal dari sudut pandang orang lain. Mendengar adalah cara tersederhana dari kasih. Anda tidak perlu membuat anakmu untuk mengalami omelan yang panjang dan melelahkan. Sepanjang dia bisa berbicara dengan tenang dan menghargai, ijinkan dia untuk menjelaskan dengan singkat dari sudut pandangnya.
Kelima : Setuju untuk tidak menginterupsi
Setelah seseorang selesai berbicara, lakukan yang terbaik untuk mengulang apa yang anda dengar. Ijinkan orang lain mengklarifikasi. Pastikan anda telah mengerti dengan benar sebelum anda melanjutkan untuk membuat pernyataan.
Keenam: Jangan membuat tuduhan seperti, “Kamu bohong.”
Sadari bahwa setiap orang memiliki sudut pandang yang unik. Tuduhan bisa membawa konflik tidak terkontrol.
Ketujuh: Bantu mereka berkomuniasi
seorang anak mungkin tidak bisa mengumpulkan pikiran-pikirannya. Tanyakan pertanyaanpertanyaan dengan sabar sampai dia merasa didengarkan. Lalu katakan, “Saya mengerti apa perasaanmu..” untuk mengklarifikasi sudut pandangnya. Proses mendengarkan secara aktif ini memberikan martabat pada si anak dan membantu dia mengumpulkannya untuk mencari resolusi cepat.
Seorang anak mungkin tidak bisa mengumpulkan pikiran-pikirannya. Tanyakan pertanyaanpertanyaan dengan sabar sampai dia merasa didengarkan. Lalu katakan, “Saya mengerti apa perasaanmu..” untuk mengklarifikasi sudut pandangnya. Proses mendengarkan secara aktif ini memberikan martabat pada si anak dan membantu dia mengumpulkannya untuk mencari resolusi cepat.
Kedelapan : Ambil rehat ketika anda memerlukannya
Setuju untuk mendiskusikan situasi untuk beberapa periode waktu tertentu, sekitar 20 menit. Jika anda tidak bisa memutuskan masalahnya, ambil rehat dan setuju dengan lain waktu untuk mendiskusikannya. Rehat biasanya memberikan anda sudut pandang baru, membuatnya lebih mudah untuk setuju pada suatu resolusi.
Kesembilan : Berusaha kompromi
Jika suatu kompromi mungkin terjadi dan seseorang mendapatkan caranya, buatlah catatan untuk menyeimbangkan hal-hal untuk kebaikan pihak lainnya jika konflik berikutnya terjadi
Kesepuluh : Berikan mereka pilihan yang masuk akal untuk resolusi
Orang tua punya kuasa untuk menyelesaikan konflik dengan anak kapanpun mereka merasa keputusannya cocok, tapi hasil terbaik yang mungkin dilakukan adalah mengijinkan sang anak berpartisipasi dengan menawarkan pilihan. Sebagai contoh, anda mungkin berkata: “David, karena kamu bertingkah buruk hari ini dan mengacaukan sore hari, kamu akan perlu tugas yang lebih banyak. Maukah kamu melakukan tugas ekstra besok atau kamu mau mencicilnya selama 2 hari?”
Ingat !!!, Masalah tidak harus diselesaikan dengan cara kekerasan, tetapi cara yang lebih baik adalah dengan menunjukkan kasih sayang.
0 comments:
Posting Komentar