SELAMAT DATANG DI PERLINDUNGAN ANAK 432 - BEKASI

MEMANFAATKAN ANAK

<<<... Sebelumnya) Kita akan lanjutkan cerita Steven
sekarang berpindah ke sudut pandang Steven :
Saya pulang ke rumah dari sekolah hari ini, dan saya
sedih karena saya sudah mengambil nasi dari Esther. Tapi
semakin saya dekat ke rumah, saya menjadi takut.
Saya mulai berjalan ke pintu depan tapi melihat ada
bayangan bergerak. Saya takut sehingga saya mencoba
pergi, tapi seseorang meremas bahu saya dengan keras.
“Bagaimana sekolahmu, nak?” Itu ayah saya. Dia sepertinya sangat marah. Dia memutar saya sehingga dia bisa melihat saya. Dia terlihat sangat marah dan saya semakin merasa takut.
“Apa pekerjaanmu selesai?” dia bertanya.
“Ya, papa,” saya menjawab, tapi suara saya sangat takut
“Saya menyelesaikan pekerjaan saya.”
Saya memasukkan tangan ke dalam kantong dan menarik nasi yang saya ambil dari Esther. Nasinya dibungkus kertas. Ayah saya mengambil nasi dari saya dan mendorong saya ke tanah.
“Anak baik,” dia berkata. Saya mulai menangis sambil dia berjalan ke luar.
Pikirkan tentang cerita ini, Siapakah penyebab Steven melakukan kekerasan? Jawabannya dalah orangtuanya. Perlu kita ketahui, ini merupakan tindak Eksploitasi yang di lakukan oleh orang tua kepada anak. Dan di Indonesia Khusunya hal ini sering kita jumpai, terutama di kota besar.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan kekerasan pada anak sebagai berikut:  Segala bentuk perlakuan fisik dan emosional dan tindakan salah, pelecehan seksual, pengabaian, atau eksploitasi secara komersil, yang menghasilkan ancaman bahaya untuk kesehatan, kehidupan, perkembangan, martabat seorang anak dalam konteks hubungannya dengan tanggung jawab, kepercayaan, atau kuasa.
Kita melihat dari definisi diatas bahwa, sementara ada
banyak bentuk halus dari kekerasan pada anak, ada 5 tipe:
1. Kekerasan secara fisik
2. Pelecehan seksual
3. Kekerasan secara emosi
4. Pengabaian
5. dan satu lagi Eksploitasi

KORBAN KEKARASAN, JIKA TIDAK DI PULIHKAN, SUATU SAAT DI BISA JADI PELAKU KEKERASAN.



0 comments: