Perlindungan Anak 432 Bekasi. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik (cirri-ciri) tertentu yang berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya. Sebelum lanjut membaca, ada baiknya pahami dulu tentang Kategori Anak berkebutuhan khusus. Jika sudah, lanjutkan membaca karakteristik anak berkebutuhan khusus.
Adapun cirri-ciri yang menonjol dari masing masing jenis anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut :
1. Dengan penglihatan, kesulitan penguasaan keterampilan sosial yang ditandai dengan sikap tubuh tidak menentu, agak kaku, dan antara ucapan dengan tindakan kurang sesuai karena tidak dapat mengetahui situasi yang ada dilingkungan sekitarnya. Mereka menunjukkan kepekaan indera pendengaran dan perabaan yang lebih baik dibandingkan dengan anak lain pada umumnya, dan sering menggosok-gosokkan mata serta meraba-raba sekelilingnya.
2. Anak tunarungu : a. Tunarungu ringan, masih bisa mendengar. b. Tunarungu berat, tidak bisa mendengar. Karakteristik anak tunarungu antara lain anak mengalami gangguan komunikasi secara verbal karena kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya, sehingga mereka menggunakan isyarat dalam berkomunikasi. Selain itu, pergaulan dengan anak lain mengalami hambatan, karena mereka memiliki sifat ego-sentris yang melebihi anak lain, cepat marah dan mudah tersinggung.
3. Anak tunagrahita : Karakteristik anak tunagrahita antara lain memiliki gangguan kecerdasan dengan taraf intelegensia (IQ) di bawah normal, sehingga mengalami keterbelakangan mental, tergantung pada orang lain secara berlebihan, kurang tanggap, penampilan fisiknya kurang proporsional, dan perkembangan bicara terlambat, sedangkan perkembangan bahasa terbatas.
4. Anak tunadaksa : Karakteristik anak tunadaksa antara lain anggota tubuh tidak lengkap, bentuk anggota tubuh dan tulang belakang tidak normal, kemampuan gerak sendi terbatas, dan ada hambatan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
5. Anak tunalaras : Karakteristik anak tunalaras antara lain bersikap membangkang, mudah marah, sering melakukan tindakan agresif, merusak dan mengganggu, serta sering bertindak melanggar norma sosial, susila, dan hukum.
6. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder/ADHD : Karakteristik anak dengan GPPH antara lain hiperaktif, tidak bisa tenang, tidak kenal lelah, perilaku tidak sabar dan impulsif, tetapi masih punya kemampuan untuk memberikan perhatian dan tanggung jawab, dan sering menghabiskan waktu untuk mengerjakan sesuatu yang menarik perhatian diri sendiri.
7. Anak dengan gangguan spektrum autisma atau Autism Spectrum Disorders/ASD : Karakteristik anak autisma antara lain tidak ada kontak mata, tidak mampu mengembangkan sosialisasi yang normal, gangguan dalam berbicara, penggunaan bahasa dan berkomunikasi sebagian besar secara tidak sadar meniru dan mengulangi kata-kata orang lain (egolalia), perkembangan kemampuan kognitif terlambat atau tidak berkembang.
8. Anak tunaganda : Karakteristik anak tunaganda antara lain memiliki ketunaan lebih dari satu, memiliki emosi tidak stabil, mengalami hambatan motorik, sensorik, mobilitas, dan kecerdasan.
9. Anak lamban belajar : Karakteristik anak lamban belajar antara lain mengalami kesulitan dalam menyelesaikan berbagai tugas sekolah, sulit ber[ikir abstrak, sulit berkonsentrasi, wawasannya sempit, sulit mengekspresikan diri atau mengutarakan apa yang ia inginkan, dan tak mampu segera menangkap apa yang diinginkan orang lain. Anak lamban belajar tidak ada masalah dalam hal penampilan fisik, hanya saja keterbatasan kognitif, psikologis, dan sosial membuat mereka terkesan serba lambat dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
10. Anak dengan kesulitan belajar khusus : a. Anak dengan kesulitan belajar membaca (disleksia). Karakteristiknya antara lain membaca lamban, sering membalik huruf dan kata-kata, penghilangan huruf pada kata, sering menebak dan mengulang kata-kata, dan sulit menangkap isi bacaan. b. Anak dengan kesulitan belajar menulis (disgrafia). Karakteristiknya antara lain lambat ketika menulis, kesulitan menggunakan spasi antar huruf atau antar kata, tulisan tidak terbaca oleh orang lain dan dirinya sendiri, tulisan terlalu tipis atau terlalu menekan, dan sering menulis suatu angka atau huruf mirip satu sama lain. c. Anak dengan kesulitan belajar berhitung (diskalkulia). Karakteristiknya antara lain mengalami gangguan hubungan keruangan, abnormalitas dengan persepsi visual, asosiasi visual-motor, dan perseverasi, kesulitan mengenal dan memahami lambing, gangguan penghayatan tubuh, dan kekeliruan dalam proses berhitung.
11. Anak dengan gangguan komunikasi : Karakteristik anak yang mengalami gangguan komunikasi antara lain kemampuan bicara dan atau bahasa anak tersebut jauh di bawah kemampuan bicara atau bahasa anak seusianya, bisa mendengar tetapi sulit memahami dan memberi jawaban jika pertanyaan yang diajukan kepadanya tidak dilakukan berkali-kali, menunjukkan kemampuan bicara yang tidak akurat, misalnya, “kehilangan” suku awal atau suku kata akhir, menunjukkan seperti “tidak nyambung” saat dilakukan diskusi interaktif.
12. Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa : Ciri-ciri anak yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa antara lain mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam, daya konsentrasi baik, menguasai banyak bahan tentang macam-macam topic, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancer dan jelas, pengamat yang cermat, cepat memecahkan soal, cepat menemukan keliruan atau kesalahan, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.
13. Anak Penyandang Disabilitas : Anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental , intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dengan efektif berdasarkan kesamaan hak.
14. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi : Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi adalah anak yang mengalami gangguan keberfungsian sosialnya akibat diskriminasi dan marginalisasi yang diterimanya, sehingga keterbatasannya menyebabkan dirinya rentan.
15. Anak dengan perilaku sosial menyimpang :Anak dengan perilaku sosial menyimpang adalah anak yang mempunyai perilaku tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Terimakasih.
telah berkunjung.
Silahkan komentar, like And Share.
Silahkan komentar, like And Share.
Salam Indonesia Bersinar
Protect and save Generation Indonesia
Protect and save Generation Indonesia
0 comments:
Posting Komentar